malaysia airlanes

"Baiklah, selamat malam". Itu adalah kata-kata terakhir dari pilot Zaharie Ahmad Shah di pesawat Malaysia Airlines yang hilang Sabtu pekan lalu. Informasi ini pertama kali disampaikan pejabat Malaysia pada pertemuan dengan keluarga korban di Beijing, China.

Diberitakan The Star, Rabu 12 Maret 2014, kata-kata itu adalah jawaban Zaharie kepada menara pengawas udara di Malaysia yang mengatakan bahwa pesawat telah masuk wilayah Vietnam dan pengawasan akan diambil alih oleh menara pengawas di Ho Chi Minh.

Sesaat setelah mengatakan itu, pesawat tiba-tiba hilang dari layar radar, kata pejabat badan penerbangan sipil Malaysia yang menemui sekitar 400 keluarga penumpang, Datuk Iskandar Sarudin, di hotel Metropark Lido, Beijing.

Spekulasi terus berkembang seiring masih nihilnya pencarian oleh kekuatan laut dan udara sekitar 10 negara di Laut China Selatan dan kini melebar hingga ke Selat Malaka. Keluarga mendesak penjelasan atas hilangnya sinyal pesawat Boeing 777-200 tersebut.

Keluarga berspekulasi liar bahwa pesawat dibajak oleh teroris dan sinyal pesawat dimatikan. Mereka juga menuduh adanya negosiasi rahasia antara teroris dan pemerintah saat ini, menduga bahwa pesawat itu dalam keadaan aman di suatu tempat dan 239 penumpang plus awak masih hidup.

Buktinya, kata keluarga, telepon mereka masih bisa dihubungi hingga sekarang, walaupun tidak diangkat di seberang sana.

Pejabat Malaysia juga dicecar pertanyaan soal dugaan tembakan dari militer terhadap pesawat itu. Sarudin menegaskan bahwa teknologi dan data udara militer jauh lebih canggih dibanding sipil, tidak mungkin salah tembak pesawat Malaysia Airlines.

Selain itu, dia membantah tuduhan terhadap kesalahan pilot. Sarudin mengatakan bahwa pilot Zaharie telah melalui seluruh pengujian sebelum bekerja untuk Malaysia Airlines.

Sarudin mengatakan, jika memang pesawat hilang dari radar karena pembajakan atau teroris mematikan sinyal, pilot seharusnya bisa mengirim kode bahaya (mayday) rahasia. Pejabat Malaysia mengatakan bahwa saat ini militer negara mereka terus membantu penyelidikan.

Namun Zaharie menolak untuk mengungkapkan informasi apa yang telah diberikan militer. "Bukan sekarang waktunya untuk mengungkapkannya," kata dia.

Perkataannya sempat menyulut amarah dari keluarga penumpang. Namun ini berhasil diredam oleh seorang perwakilan keluarga yang mengatakan bahwa mereka mengerti dan berharap Malaysia bisa segera mengungkap informasi itu