SEMUA ADA DISINI .Andik (17), siswa kelas 3 sebuah Madrasah Aliah (MA) swasta di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, terancam mengikuti ujian nasional (unas) di penjara.
Pasalnya, Andik terlibat kasus perampasan telepon seluler milik temannya, S (13), seorang siswa SMP. Tersangka, kekinian mendekap di tahanan Polres Malang. "Saya menyesal," ujar Andik singkat, Kamis (13/3/2014).
"Dua tersangka lainnya sudah ditahan," ungkap Kasat Reskrim Polres Malang Ajun Komisaris M Aldy Sulaeman, Kamis (13/3/2014).
Dua tersangka tersebut ialah Afifudin (23) dan Ulil Absor (21), warga Desa Kasri, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang setelah ditangkap pada 7 Maret 2014 lalu.
"Saya dengan Ulil dan Afif sudah lama berteman karena desa kami berdekatan," lanjut Andik, yang warga Desa Tumpuk Renteng, Kecamatan Turen.
Kasus ini bermula pada 4 Maret 2014 Andik dan S saling sms. Lantas S minta dijemput sekolah.
"Saya di-sms sama S. Kalau mau jemput, ia mau kasih hadiah cium ke saya," ungkap Andik. Pulang sekolah, S dijemput dan diajaknya ke tegalan Desa Jeru, Kecamatan Turen.
Dalam pertemuan itu, Andik membawakan minuman ringan dan obat batuk. Diperkirakan Andik membawakan obat tersebut supaya korban mengantuk.
Menurut Andik, saat bersama S, dirinya sempat mengirim sms kepada dua temannya yang lain. Tetapi sebelum dua temannya datang, Andik pergi meninggalkan S di tempat itu.
Tak lama kemudian dua tersangka muncul dan mengancam akan melaporkannya ke kades setempat kalau tidak menyerahkan ponselnya. Takut ancaman tersebut, akhirnya ponsel merek Nokia milik korban S diserahkan kepada dua tersangka.
Oleh para tersangka, ponsel itu dijual Rp 50 ribu dan uangnya untuk minum kopi. "Saya kebagian Rp 10 ribu. Tapi, saya bagi-lagi dengan Sofi. Jadi dapat Rp 5 ribu," ungkap Andik yang ditangkap pekan lalu.
SUMBER : TRIBUNNEWS.COM
Post a Comment